Bronkitis adalah infeksi saluran pernapasan besar ke paru-paru atau bronkus, mengalami pembengkakan sehingga kemudian menyebabkan lendir berlebihan.
Penyakit ini juga termasuk yang kerap menyerang anak juga bayi.
Prosesnya ketika anak mengalami batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau infeksi sinus.
Virus yang sama yang menyebabkan sejumlah kondisi tersebut akan menyebar ke bronkus atau saluran bronkial, menyebabkan pembengkakan, peradangan, lendir membuat saluran tersebut tersumbat, dan terjadi batuk basah.
Berikut ulasan mengenai bronkitis pada anak dan bayi menurut Babycenter dan Healthline.
Bayi tidak alami bronkitis tetapi bronkiolitis.
Berbeda dengan anak-anak atau orang dewasa, bayi di bawah usia 2 tahun tidak mengidap bronkitis melainkan bronkiolitis.
Ini merupakan kondisi ketika saluran udara bayi yang berukuran lebih kecil dan juga lebih mudah tersumbat.
Penyakit ini merupakan yang paling umum diderita oleh bayi sehingga memerlukan perawatan medis di rumah sakit pada tahun pertama kehidupan.
Gejalanya relatif sama dengan bronkitis, meliputi pilek, hidung tersumbat, serta batuk ringan.
Gejala bronkitis pada anak Batuk adalah gejala paling umum dialami anak-anak penderita bronkitis.
Batuk yang dialami anak dengan bronkitis awalnya seperti layaknya batuk berdahak biasa.
Namun, lendir atau dahak pada batuk ini akan berkembang menjadi berwarna seperti kuning, abu-abu, atau hijau.
Gejala lain yang mungkin dialami anak meliputi sakit dada, kelelahan, pilek, kedinginan, nyeri, demam ringan, muntah saat batuk, sesak di dada, sesak napas, sakit kepala, dan sakit badan ringan.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebut sesak napas serta napas bersuara bisa menjadi tanda bronkitis akut.
Penyebab bronkitis pada anak Menurut Asosiasi Paru Amerika (ALA), penyebab utama sekitar 95 persen kasus bronkitis adalah virus, yang dikenal dengan sebutan bronkitis virus.
Namun, ada juga bronkitis yang disebabkan bakteri atau bronkitis bakterial.
Bronkitis virusJenis bronkitis ini juga biasa disebut bronkitis akut, terjadi karena virus pernapasan bagian atas seperti flu atau pilek.
Menurut CDC, biasanya terjadi sekitar tiga minggu.
Jenis ini merupakan yang paling sering diderita anak.
Anak dengan asma, alergi parfum atau serbuk sari, punya masalah sinus kronis, terkena paparan asap rokok dan polusi, serta tinggal di lingkungan ramai, memiliki risiko lebih tinggi mengalami bronkitis jenis ini dibanding anak yang tidak punya sejumlah kondisi tersebut.
Bronkitis bakterialDisebabkan oleh bakteri yang tumbuh di bronkus.
Gejalanya relatif lebih pendek dibanding bronkitis akut.
Jenis ini cukup jarang diderita, hanya 5 persen penderita bronkitis disebabkan obakteri.
Bronkitis kronisPenyakit ini umumnya diderita perokok, jadi jarang sekali diderita anak.
Penanganan bronkitis pada anak Dokter akan menyarankan untuk beristirahat serta banyak minum cairan kepada anak yang menderita bronkitis akut.
Selain itu, dokter akan memberikan obat sesuai gejala yang dialami.
Namun, untuk penanganan bronkitis bakterial, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi bakteri penyebab timbulnya penyakit.
Berikut tips untuk membuat anak-anak merasa nyaman saat sedang mengalami gejala bronkitis.
-Menjaga anak agar tetap terhidrasi.
Caranya dengan memberikan cairan atau air minum yang cukup.
-Istirahat di ruangan yang bersih, hangat, serta bebas asap rokok.
Ruangan lembab dibutuhkan untuk anak yang sedang mengalami gejala bronkitis, maka menggunakan pelembab udara atau humidifier bisa menjadi solusi.
-Biarkan anak tidur dengan tegak bersandar.
Berikan tetes hidung atau larutan garam.
Ini ditujukan agar bisa meredakan hidung tersumbat.
Cara membuat laurat garam dengan mencampurkan setengah sendok garam dengan satu cangkir air hangat yang bersih dan steril.