Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak meminta masyarakat, termasuk nelayan, pelaku pelayaran dan wisatawan untuk mewaspadai potensi cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan selatan Banten.

Kedua fenomena itu bisa berbahaya dan menyebabkan kecelakaan.

“Kita berharap cuaca buruk di perairan selatan Banten yang berhadapan dengan perairan Samudera Hindia tidak menimbulkan kecelakaan laut,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal, Kamis, 15 September 2022.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ada potensi terjadi gelombang tinggi sekitar 4-6 meter pada 15-17 September 2022 di perairan Samudera Hindia selatan Banten.

Pola angin wilayah selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan berkisar 10-25 knot dan kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten.

Agus mengatakan pihaknya telah menyampaikan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di perairan selatan Banten meliputi Pantai Binuangeun, Pantai Tanjung Panto, Pantai Suka Maju, Pantai Cihara, Pantai Panggarangan, Pantai Bayah, Pantai Pulomanuk dan Pantai Sawarna.

Para pengelola wisata pantai, wisatawan, warga, pemilik hotel dan nelayan serta pelaku pelayaran diminta waspada.

“Kita belum lama ini nelayan Binuangeun diterjang gelombang hingga perahu miliknya rusak dan satu nelayan dilaporkan meninggal,” kata Agus.

Salah seorang nelayan, Rohman mengaku sudah dua pekan terakhir tidak melaut akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi.

Menurut dia, dalam situasi ini jumlah tangkapan dipastikan menyusut dan tidak sebanding dengan biaya produksi, terlebih terjadi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

“Kami lebih baik tidak melaut sambil menunggu cuaca kembali normal,” kata dia.

Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *